Kisah Bulan, Bintang dan Matahari


Share on Tumblr Kenapa bulan dan matahari tak dapat bertemu…Sedangkan BULAN dan BINTANG sahabat sejati???

”Cahaya bulan tidak pernah meramal, itu janji yang dipegangnya. Ia juga tidak pernah mengingatkan atau memberi awas-awas. Ia hanya menerima sinar matahari yang kemudian dipantulkannya ke bumi: kilau-kemilau” –Nur Rohayati Nengsih-

Suatu hari pernah ku dengar sebuah bintang berbicara pada bulan “Aku tidak ingin lagi menemanimu mulai malam ini dan seterusnya” katanya.

“Kenapa?” tanya bulan “Padahal aku menyukaimu, aku menyukai malam-malam dimana kau ada dan menemani ku hingga fajar menjelang” tetapi bintang itu hanya diam meredup dan bersembunyi di balik mega. Justeru kerana bulan menyukainya maka bintang itu menghilang. Aku mengetahui hal itu kerana sebuah bintang lain yang adalah teman karibnya mengatakannya padaku.

Cinta memang aneh, bukankah ia seharusnya mempersatukan?Bintang itu mencintai bulan. Tetapi bulan tidak mencintainya, ia hanya ‘menyukainya’. Siapa pula yang membeza-beza kan cinta dengan suka? Kenapa bulan tidak membencinya saja, malah bulan menyukainya sehingga bintang tidak mempunyai alasan untuk tidak menemaninya malam nanti. Bintang yang sinarnya paling terang adalah bintang yang berwarna biru.

Sebuah iklan tong gas yang sering kulihat di television juga selalu membangga-banggakan produknya yang memiliki api biru, bukankah bintang juga seperti api yang panas dan memberikan sinar?

Bintang yang sedang kuceritakan hanyalah sebuah bintang kecil yang berwarna merah. Kerana itu ia tidak pernah dapat mengumpulkan keberanian untuk berkata pada bulan “Akumencintaimu!”. Bulan sendiri tidak pernah menganggap bintang sebagai lebih dari sahabat yang selalu menemaninya setia pmalam, dan sesungguhnya bintang mengetahuinya.

“Aku mencintai matahari” kata bulan ”Ia dapat membuatku bersinar indah diwaktu malam. Ia membuatku selalu ditunggu oleh para pencinta malam. Ia membuatku selalu dinanti oleh para pujangga yang yang menulis berbait-bait puisi tentang cinta hanya dengan melihat diriku di langit malam. Anak-anak kecil menunggu kehadiranku agar dapat bermain-main dilapangan di tengah kampung

Bintang tak pernah habis berfikir kenapa bulan mencintai matahari, bulan bahkan hampir tak pernah bertemu denganmatahari dan ketika mereka bertemupun bulan akan kehilangan sinarnya.

Kita menyebutnya gerhana matahari, saat itu kita tidak diperbolehkan melihat langsung ke langit, katanya dapat merosak mata kita. Matahari tidak pernah memikirkan bulan, ia hanya bersinar dan memberikan sinarnya tanpa membeza-bezakan. Ia bahkan tidak mengetahui kalau sinarnya dimanfaatkan oleh bulan untuk bersinar dimalam hari. Ia hanya menganggap bulan sebagai benda yang kadang-kadang menghalanginya memberi sinar kepada bumi.

Mungkin matahari mencintai bumi, aku tidak tahu kerana aku tidak pernah bercakap-cakap dengan matahari dan bumi tidak pernah bercerita tentang ini, sejujurnya aku tidak terlalu peduli.

Bintang merasa tidak mendapatkan keadilan. Kenapa bulan mencintai matahari yang bahkan tidak pernah memikirkan bulan, dan bukan mencintai bintang yang mencintai bulan dengan sepenuh hatinya? Bintang juga merasa tak berdaya kerana walaupun ia ingin memberikan seluruh sinarnya kepada bulan agar selalu kilau kemilau, bintang tak dapat melakukannya kerana jaraknya yang sangat jauh.

Matahari juga adalah bintang, bintang merah yang sama seperti dirinya, kerana letak nyalah matahari dapat terlihat lebih terang daripada bintang. Tapi bintang adalah bukan matahari, kerana itu bulan tidak mencintai bintang.

Cinta memang aneh. Kerana itu sekali lagi bintang berkata, kali ini kepada semua teman-temannya “Aku tidak ingin lagi menemani bulan mulai malam ini” kemudian ia menghilang (tak hanya meredup danbersembunyi di balik mega) dan tak pernah lagi menemani bulan.

Aku akan memberitahu sebuah rahsia sekarang, BINTANG ITU ADALAH AKU. Ia turun ke bumi sebagai bintang jatuh dan juga permintaan sepasang kekasih agar mereka berdua dapat hidup berbahagia hingga akhir hayatnya. Ia kemudian jatuh kerumahku dan menyusup ke dalam rahim ibuku dan menjadi aku.

Dan betapa pun aku tak ingin lagi menemani bulan, kadang-kadang aku akan sangat merindukannya

Dan aku akan menatap bulan dan mendengarkan percakapan semesta, sambil berharap suatu hari nanti bulan akan dapat mencintai bintang. Jika hari itu tiba aku akan terbang ke langit dan kembali menjadi bintang yang akan selalu menemani bulan. Kisah Bulan, Bintang dan Matahari

8 Komen:

Tanpa Nama berkata...

untukmu bintang…
jangan bersedih…meski kau tidak mendapatkan cintamu…tapi kau mampu menjadi sesuatu yang berharga untuk bulan. karena mencintai tidak selalu memiliki..mencintai adalah merasa bahagia saat orang yang kita sayangi tertawa gembira karena keberadaan kita…
yakinlah…

Tanpa Nama berkata...

cinta tak boleh di paksa dan memaksa,biarkan cinta yang di nanti itu hadir dari dalam hati...

Tanpa Nama berkata...

buLAn..
bintang amat mencintai kau..♥

bintang..
bulan pernah cuba untuk menerima kau..♥
tapi baginya kau hanya seorang kawan..♥

jgnla smpai xmOe ag temankan buLan d wakTu malam....
dia perlukan koe uTk bersama2 melalui waktu malam yang indah d langit..

apa2 pn...sa suka ma cerita bulan bintang n matahari neyh...

faNtastic.,Cute aNd i love it sO mucH...♪♪♪♪♪♥♥♥

Tanpa Nama berkata...

tp....bulab bintang dan matahari amat diperlukan...
mereka saling perle memerlu...
begitu indah cinta yg suci kalo kita amt mnyayanginya...
ibarat bulan dean bintang...
mane ader bulan...disitu ade bintang...

Tanpa Nama berkata...

bagus banget .. <3

like this ..

hai berkata...
Ulasan ini telah dialihkan keluar oleh pengarang.
Tanpa Nama berkata...

oH buLaN..eNgGaN mLaYaN DriKu lagI..<3

Tanpa Nama berkata...

langit xkan bsinar trang tanpa ada bulan,bintang, matahari.

Selepas Baca, Sila Komen

Artikel Terkini

Disclaimer: Blog ini ibarat 'scrap book' saya. Di sini saya kumpul artikel yang saya gemari di akhbar, majalah dan internet berkaitan CINTA. Artikel-artikel ini bukan ditulis oleh saya tetapi sekadar koleksi peribadi dan diharapkan dapat memberi manfaat kepada semua yang membaca.